Membaca Fenomena Tuyul & Fake Gps
Desember kian mendekati akhir, tak terasa tahun kan segera berganti, perjalanan Shopee Food telah melewati beragam fase sampai dengan saat ini, persoalan sebagai sebuah aplikasi baru lambat laun telah menjadikan pelajaran dan pengalaman berharga,
Pait manis telah kita lewatkan bersama, konflik dan perseteruan baik diakar rumput pun managemen menjadi pelajaran tersendiri guna mendewasakan kita bersama.
Melihat fakta di lapangan saat ini, ternyata masih ada sebuah fenomena yang belum tuntas di perbaiki Shopee Food yakni Fenomena Fake GPS atau tuyul, hal tersebut adalah imbas dari sistem blast order terdekat yang diterapkan Shopee Food, dalam konteks ini telah terjadi beberapa efek domino yang tak bisa dilepaskan begitu saja, dan perlu untuk segera di tindak lanjuti.
Kenapa hal tersebut menjadi penting, sebab dari akar permasalahan itu kemudian telah menyebabkan benturan di akar rumput, baik sesama driver maupun dengan owner resto juga pemilik pekarangan disekitar, mengapa demikian, karena dengan adanya kerumunan driver Shopee Food disekitar resto hal tersebut berdampak pada kenyamanan pelanggan maupun masyarakat sekitar yang merasa terganggu, bukan hanya parkir pun kebersihan juga kerumunan menjadi alasan ketidaknyamanan, tentu itu menjadi sebuah kewajaran bagi resto yang kebetulan laris dengan adanya Shopee Food.
( dok, rembug diaolgis dua arah driver dengan mitra resto )
Pun begitu bukan berarti juga kita harus berdiam diri menyikapi persoalan, bagaimanapun persoalan tetap harus diselesaikan.
Tuyul atau Fake GPS memang telah menjadi anak sah dari lahirnya sebuah aplikasi online yang berbasis blast order terdekat, kenapa karena dari semenjak awal kemunculannya aplikasi online tentunya punya bug / lobang hitam kelemahan, hal ini yang mendasari para pakar it jalanan buat memanfatkan celah tersebut, dengan beragam cara aplikasi di modifikasi sedemikian rupa hingga akhirnya bisa diset buat menanamkan GPS di tempat yang ditujukan, dengan maksud agar apabila ada order di sana akan otomatis didapatkan oleh si pemasang nya. Sebuah langkah cerdas sebenarnya, kenapa... Karena tanpa perlu mendekati resto titik GPS sudah bisa terpasang disana, mengurangi kerumunan dan tidak menjadi sampah resto, namun demikian hal tersebut ternyata berimbas pada driver driver di lapangan, yang merasa dicurangi, bukan hanya dianggap tidak fairplay pun juga telah menjadi biang perpecahan persaudaraan antar teman.
Tak jarang sesama driver berselisih hanya karena persoalan tersebut dan akhirnya berujung pada perseteruan antar komunitas yang menaungi, ini tentunya sangat tidak sehat dengan adanya perang saudara tersebut.
( dok, penyampaian apirasi dan persoalan dilapangan antara pengurus
komunitas SFDKonco Ndalan & Managemen Shopee Solo Raya )
Namun apa boleh dikata sistem belum bisa mendeteksi dengan cepat dan managemen juga belum mengambil langkah tegas terkait persoalan diatas.
Tidak mudah memang mengatasi hal tersebut, karena perkembangan tekhnologi terus berjalan dan it kantor maupun it jalanan seakan terus berlomba guna memaksimalkan kinerjanya masing masing.
Adalah sebuah kewajaran bila masing masing individu berusaha semaksimal mungkin dengan mengoptimalkan dan mengefisienkan pola kerjanya memakai fake GPS, karena memang kita dituntut buat kerja cerdas, namun begitu sebagai sebuah aplikasi profesional tentunya shopee juga berkewajiban buat memperkuat tekhnologi apliksinya untuk keamanan dan kenyamanan bersama.
Maka win win solution dari persoalan ini perlu diupayakan.
Berkaca dari aplikasi sebelah yang butuh waktu sekian tahun juga buat mengatasi persoalan tersebut, setidaknya bisa dijadikan referensi, metodenya buat mengatasi persoalan,
Dimulai dari sistem Vermuk Wajah, sampai dengan Verifikasi PIN Resto juga Sistem blast order yang diubah menjadi acak, hal tersebut mau tidak mau akan membuat pola pencarian order berubah.
Otomatis bila sistem blast order di acak maka dengan sendirinya Tuyul & Fake GPS akan bubar ,karena bukan lagi jaminan buat dapat order.
Driver akan kembali berkumpul di basecamp masing masing bukan diResto, kebersamaan akan terjalin lagi, dan fenomena sampah resto dengan sendirinya akan memudar, apabila kebijakan sistem dibikin seperti itu, namun begitu yang perlu diperhatikan adalah sistem blast order itu sendiri hendaknya dibikin se manusiawi mungkin, bukan lantas kemudian titik penerimaan order dan jarak resto jauhnya tak terkira.
sistem blast order juga pemilihannya bukan sembarang acak, melainkan ada prioritas order berdasar kinerja driver, hal tersebut akan menjadi fair ketika driver yang kinerjanya bagus juga dapat blast order yang layak, sementara yang hanya sambilan juga hasilnya sambilan.
Dan yang paling hakiki, adalah meminimalisir perselisihan antar driver dengan driver maupun driver dengan resto dan masyarakat umum yang terganggu kenyamanannya.
Kiranya demikian sedikit masukan dari hasil rembug bersama Komunitas SFD Konco Ndalan, yang pada dasarnya tidak mau mempersoalkan hal tersebut namun merasa risih dengan adanya persoalan demi persoalan.
Kita sadar benar bahwasanya penggunaan dan pemakaian Tuyul berikut Fake GPS adalah hak setiap individu driver begitupun risikonya, kita sangat menghormati dan sadar bahwa itu bukan wilayah kita buat memperdebatkannya, karena kita hanya driver biasa bukan satgas aplikasi, dan bagi kita, semua adalah kawan bukan lawan , namun begitu dalam hal ini belajar dari pengalaman yang sudah sudah, sebenarnya kita tidak mau berperang dengan saudara terutama dengan warga sekitar, untuk itu demi menjaga kondusifitas keadaan kita coba menyampaikan hal ini pada managemen guna ikut menyikapi persoalan, sebagai pihak yang lebih berwenang dan bertanggung jawab.
Sekian masukan dari kami, moga bisa menjadi bahan perbaikan management Shopee Food kedepan,
Salam Persaudaraan Buat Semua 🙏
pits@humaskomunitaskoncondalan mengabarkan